JAMBIUPDATE.CO, JAMBI- Harga beras di Kabupaten Merangin dinyatakan masih masuk 10 besar yang tertinggi di Pulau Sumatera. Hal itu terungkap dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendali Inflasi Nasional pada Senin (25/3) tercatat dalam 10 daerah dengan tertinggi Indeks Penilaian Harga (IPH).
Plh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jambi Johansyah mengakui memang benar Merangin saat ini masuk sebagai fokus Pemerintah dalam penanganan nilai inflasi, khususnya untuk komoditas bahan pangan beras.
"Ada daerah di Provinsi Jambi yang tadi dilaporkan oleh Pak Irjen Kemendagri terkait IPH, ada satu kabupaten kita yang harga berasnya masih tinggi, yaitu Kabupaten Merangin," ujarnya kepada Jambi Ekspres.
Mengenai kenaikan ini, diketahui bahwa laporan kenaikan harga beras di Merangin sudah terlapor sejak rapat koordinasi minggu lalu (18/3) sampai dengan pelaporan di minggu terkini (25/3).
Ditanya terkait alasan kenaikan komoditas beras, Pemprov menyampaikan bahwa faktor cuaca masih menjadi pengaruh terbesar terkait kenaikan harga di kabupaten itu.
"Merangin kan daerah sentral masif, terakhir kita dengar pun masih banjir kemarin. Di daerah Sungai Manau, Pangkalan Jambu itu kan terjadi banjir bandang. Itu salah satu lumbung padi juga di Merangin. Itu salah satu penyebabnya," jelas Johansyah.
Adapun langkah yang diambil Pemerintah Provinsi (Pemprov) sebagai upaya pengendalian harga ini disampaikan dengan pemberian surat kepada Bupati. Hal itu agar memberikan langkah nyata kepada tim TPID Merangin agar harga bisa terpantau dengan baik.
"Nanti kita akan menyurati Bupati agar untuk tim TPID di Merangin supaya berkoordinasi untuk mengendalikan harga-harga di Merangin itu," ungkapnya.
Johansyah juga menyampaikan bahwa alasan lain naiknya harga ini sebab masyarakat Kabupaten Merangin yang biasa membeli beras merek tertentu, hal ini diupayakan pemerintah untuk dialihkan ke beras SPHP yang disediakan oleh Bulog.
"Alasan lainnya ya masyarakat yang biasa membeli beras merek tertentu, itu yang kita dorong untuk beralih ke SPHP yang diproduksi oleh Bulog," ucapnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi bersama dengan Pemerintah Daerah akan terus berkoordinasi untuk menstabilkan harga komoditas beras di Merangin ini.
"Kita imbau kepada Pj Bupati melalui dinas terkait agar ada upaya beras ini tidak naik melebihi harga HET Pemerintah. Kita juga mengimbau kepada masyarakat Merangin agar beralih ke beras SPHP Bulog itu, ya karena harganya juga tidak tinggi dan rasanya enak. Harga premium SPHP saja hanya Rp 14.100, tidak terlalu tinggi. Makanya kita mendorong agar mereka untuk mengonsumsi beras SPHP itu sendiri," pungkasnya. (aba/mg1)